Home »
berita bola indonesia
» Tantangan Besar Untuk Sepak Bola Indonesia
Tantangan Besar Untuk Sepak Bola Indonesia
Penulis : new life on Senin, 27 Oktober 2014 | 2:51 PM
JAKARTA, - Sepak bola Indonesia saat ini memiliki tantangan besar untuk menjadi industri olahraga yang kuat dan sehat. Banyak cara untuk membentuk kualitas kompetisi yang sehat agar proses pembentukan pemain-pemain bertalenta bisa maksimal sehingga prestasi sepak bola bisa kembali diraih.
Demikian diungkapkan Presiden Inter Milan, Erick Thohir, di sela-sela acara Diskusi Olahraga Nasional bertajuk "Ayo Bangkit Olahraga Nasional" di Kantor Harian BOLA, Jakarta, Senin (6/10/2014). Selain Thohir, acara itu dihadiri pula oleh Wakil Ketua Umum II PBSI, Nusron Wahid, Dekan FIK UNJ, Abdul Sukur, dan Ketua KOI, Rita Subowo.
"Industri yang sehat ada income dari televisi, sponsorship, komersial dan pusat. Ini juga menuntut peran para pengurus karena mereka adalah ujung tombaknya. Mereka yang tahu betul atlet-atlet dan apa kebutuhannya.Selain itu, kalau kita bicara industri olahraga turunannya ada liga dan klub. Pengurus itulah yang wajib mengakomodir dua hal tersebut," harap Thohir. ujar Thohir.
Thohir menjelaskan bahwa saat ini para stakeholder sepak bola Indonesia harus berpikir keras bagaimana memaksimalkan pemasaran yang baik bagi para klub-klub yang berkompetisi. Salah satu caranya, kata dia, dengan mengoptimalkan hak siar untuk membentuk industri sepak bola yang besar.
"Kalau memang income sebuah klub dari tiket, tidak mungkin pertandingan sepak bola ditayangkan jam 15.00 setiap hari. Memangnya orang tidak kerja? Semua pertandingan sepak bola di luar negeri itu kebanyakan ditayangkan akhir pekan atau malam. Kalau industri sepak bola di Indonesia mau menyehatkan klub-klubnya, suka atau tidak suka mereka juga harus memperhatikan realita pasar," jelas Thohir.
"Mereka harus memperhatikan waktu yang friendly untuk masyarakat. Jadi, bagaimana uang dari masyarakat bisa digunakan untuk income klub, misalnya, seperti kalau diluar negeri 60 persen pemasukan itu dari penjualan tiket. Di Indonesia sekarangkan tidak dan itu bisa dilihat dari kondisi klub misalnya kasus telat gajian, kualitas, penonton sepi. Inilah realita yang terjadi," tambahnya.
"Industri yang sehat ada income dari televisi, sponsorship, komersial dan pusat. Ini juga menuntut peran para pengurus karena mereka adalah ujung tombaknya. Mereka yang tahu betul atlet-atlet dan apa kebutuhannya.Selain itu, kalau kita bicara industri olahraga turunannya ada liga dan klub. Pengurus itulah yang wajib mengakomodir dua hal tersebut," harap Thohir.
Related posts:
Jika anda menyukai artikel init klik disini, atau berlangganan untuk mendapatkan update terbaru dari kami.